Monday, July 10, 2017

Sen Tangan

Sumber: google.com

Hampir setiap mengendarai sepeda motor, selalu saja saya mengalami fenomena ini. Fenomena apa itu? sebuah fenomena dimana kendaraan bermotor jika ingin berbelok, mereka melakukan secara tiba-tiba dan parahnya kode yang mereka pakai untuk berbelok menggunakan tangan.

Fenomena ini sekilas saya sebut dengan "Sen Tangan". Baru tadi siang sewaktu mengendarai sepeda motor disekitar daerah Pondok Gede, di depan ada motor yang tiba-tiba berbelok ke kanan, tanpa menggunakan sen, tetapi menggunakan tangan kanannya sebagai tanda bahwa ia akan berbelok. Saya yang berada di belakangnya otomatis kaget bin kagok. Untuk aja reflek cepat waktu itu, kalau tidak, bisa-bisa nabrak deh.

Fenomena Sen Tangan ini agaknya sudah marak di negeri kita. Terlebih kota besar yang ada di Jabodetabek, hampir setiap saat kita dapat menemuinya dengan mudah dijalan-jalan. Terkadang tangan ibu-ibu lah yang di kepak-kepakan seperti sayap, terkadang tangan anak kecil, dan bahkan parah -dan tidak sopannya- ada yang menggunakan kaki sebagai tanda bahwa ia akan berbelok. Ckckck.

Saya berpikir, Lalu buat apa sen dipasang di motornya? apa menggunakan sen itu begitu sulit dan membutuhkan banyak bensin dan karena bensin mahal? Dan saya yakin, pihak produsen motor tersebut sudah benar-benar memastikan bahwa kebutuhan untuk belok itu membutuhkan tanda jadi dibuatlah sen, tetapi faktanya masih saja ada yang menggunakan tangan. Bukankah itu malah bahaya? ckckck.

Itu baru satu fenomena yang ada di negeri kita ini. Ada lagi yang lain, misal begini, ada seorang ibu dan anaknya -masih kecil- berjalan bersama -berduaan- di pinggir jalan raya. Kita tahu, bahwasanya orang dewasa wajib membuat anak kecil se save mungkin waktu dijalan. Tetapi kadang faktanya, mereka berdua berjalan disebelah kiri, kemudian sang ibu menggandeng anak dengan tangan tangan -mungkin karena terbiasa dengan tangan kanan-, otomatis sang anak berada lebih dekat dengan jalan raya dan rawan keserempet motor dan mobil. Pada posisi ini sang ibu nya malah yang save dan sang anak yang dalam posisi bahaya. Hello, masihkah kita belum nyadar akan hal ini ?!

Ada lagi, disebuah daerah ada tulisan "Dilarang Buang Sampah". Tapi di bawah plang tulisan tersebut, berserak buaannyaakk suampaahh. Ini sih namanya kalau dalam bahasa dunia ADK, kaburo maghtan! mengatakan tapi tidak mengerjakan. Atau dalam dunia profesional namanya tidak berIntegritas! Nah lho!

Itu sekelumit kegelisahan yang saya alami beberapa waktu terakhir ini. Dan masih banyak lagi. Tetapi fenomena ini membuat saya jadi termenung di jalan, berpikir lebih -deep thinking- hingga sampai ke rumah. Sebegitu masih besarnya PR untuk SDM di negeri kita ini. Kemudian saya menimbang-nimbang asa Indonesia mencapai marotibul amal yang ke empat, pembebasan dari asing. Kemudian saya merenung, berapa lama lagi akan tercapai ya? Allahualam ternyata memang masih jauh. Tugas kita hanya berbenah dan berkontribusi menjadi bagian darisana.

Semoga tulisan ini menjadi pelecut semangat kita untuk senantiasa berbenah diri, bersiap dan mempersiapkan diri menjadi Anashir Attaghyir nya muslim di Indonesia. Agar kebangkitan Islam di negeri kita -minimal keluarga dan masyarakat kita- dapat tegak dan kita menjadi bagian daripadanya. Allahualam bisshawab..

No comments:

Post a Comment