Kita fahami, hidup diakhir zaman
ini merupakan tantangan besar dalam memegang teguh ajaran Islam. Berbagai macam
ghawzul fikr layaknya sudah berada kian dekat di sekeliling kita. Tersebar begitu
merata hingga kesemua lini kehidupan membuat kita harus memasang tameng lebih
dalam menghadapi ini. Seperti dalam dunia seni misalnya, lebih spesifik dalam
konteks per filman, film layar lebar. Sejak zaman saya SMP selalu saja
film-film yang disuguhkan sangat jauh dari nilai-nilai moral yang membangun,
tetapi kemudian mendekati akhir-akhir ini nampaknya dunia perfilman layar lebar
di Indonesia sudah mulai terwarnai dengan film-film yang membawa nilai moral
dan edukasi dalam setiap scenenya.
Maka kalau kita sering mendengar, sebaik-baiknya perjalanan adalah yang
mendekatkan kita dengan Allah, maka sebaik-baiknya kita dalam menonton suatu
acara, maka tontonlah sebuah acara yang mana ada ibrah yang bisa kita petik dari sana.
Malam
itu saya bersama dengan teman-teman memutuskan untuk menonton salah satu film
tersebut. Judulnya Surga yang Tak di Rindukan, sebuah film yang disadur dari
novel terkenal Asma Nadia. Bangga juga melihatnya, novel-novel berisikan
nilai-nilai dakwah bisa mencapai tahapan rabbtul
aam hingga sampai ke layar lebar di tonton oleh seluruh penjuru nusantara.
Mulai dari pertengahan hingga akhir film ini saya terus menerus dipaksa untuk
berdecak kagum oleh alur ceritanya. Cukup kompleks, sulit ditebak, dan berakhir
dengan sebuah moral value yang
berharga. Berdasarkan judulnya, maka pada tulisan ini saya tidak akan meresensi
film tersebut, karena mungkin sudah banyak orang yang siap meresensi, tetapi
pada tulisan kali ini saya ingin berbagi kepada Anda, dan teman-teman, berbagi
sebuah serpihan kecil, dan serpihan makna dari Surga yang Tak di Rindukan.
Serpihan-serpihan yang mengandung nilai dakwah dan pesan tersirat yang ada
dalam film tersebut. Dan saya bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahi
otak dan pikiran yang jernih dalam menangkap nilai-nilai kebaikan yang ada
disekitar kita.
Serpihan-serpihan surga tersebut
adalah:
- Tanggung Jawab
Dalam film
tersebut digambarkan dengan jelas, sosok seorang suami yang memang berusaha
sekeras dan seadil mungkin dalam membangun rumah tangganya. Sosok kuat nan
bertanggung jawab dari seorang Prasetya membuat gambaran jelas bahwasanya
seorang pemimpin rumah tangga menuntut sosok tegar yang bertanggung jawab.
- Keberanian Mengambil Keputusan
Jikalau Prasetya
tidak berani dalam mengambil keputusan untuk menikahi Meirose ketika dia hendak
bunuh diri mungkin dongeng cerita akan berakhir dengan berbeda. Dan pengambilan
keputusan sebagai solusi dengan cara menikahi adalah keputusan yang eksterim. Yang
belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang, kecuali sosok-sosok yang memahami
sirah nabawiyah.
- Selalu ada Sahabat-Sahabat Terbaik yang dipilihkan Allah
Orang baik
selalu memiliki sahabat-sahabat terbaiknya di sekelilingnya. Yang
mengingatkannya agar tetap sesuai koridor Allah swt. Hal ini terbukti,
sahabat-sahabat yang mengelilingi Prasetya adalah sahabat terbaik, yang tidak
menyalah-nyalahkan keputusannya ketika menikahi Meirose.
- Selalu Ada Cobaan bagi Orang Besar
Kebaikan hati
dan tidak inginnya orang lain merasakan kepahitan yang dialami oleh pemeran
utama, membuat beliau banyak sekali menolong orang. Paling terakhir saat beliau
harus berkelahi dengan preman yang menyebabkan tertusuknya perut beliau dan
babak belur.
- Allah Memberikan Pangeran Laki-Laki Kecil
Nadia, putri
dari Arini dan Prasetya menginginkan adanya adik laki-laki baru. Allah
menyiapkannya dengan begitu indah, Akbar Muhammad Prasetya lahir bukan dari
rahim Arini, melainkan datang dari rahim yang lain. Sehingga terpenuhilah doa
Nadia.
- Kedewasaan dan Kebesaran Hati
Meirose yang
begitu dewasa dalam menyikapi setiap hal membuat saya berdecak kagum.
Ketenangan dan kejernihan berpikirnya atau mungkin kepolosannya dalam menjalani
kehidupan setelah operasi caesarnya. Lain halnya dengan Arini, yang begitu
tidak ridho dengan keputusan Prasetya, awalnya begitu berat menerima, karena
memang hati perempuan begitu, sehingga lunaklah hatinya untuk kemudian menerima
kenyataan tersebut dengan kedewasaan dan kebesaran hati.
- Dosa Yang Kita Lakukan Pasti Akan Terulang Kepada Keturunan Kita
Poligami yang
dilakukan oleh bapaknya Arini secara diam-diam, yang kemudian baru diketahu
saat pemakamannya bahwa beliau mempunyai istri kedua, ternyata hal yang sama
terjadi dan menimpa anaknya juga, Arini. Yang kemudian diawal-awal
dipoligamikan oleh suaminya Prasetya sebelum nantinya akan menerima dengan
lapang dada. Poin ini cukup penting, saat saya teringat poin ini, saya
bermuhasabah, mungkin dosa-dosa yang kita dilakukan akan terejawantahkan dan
menjadikan dosa ini menimpa anak kita. Berhati-hatilah kawan!
- Selalu Ada Bidadari di Samping Kita
Ibu Arini begitu
luar biasa sabar dalam menghadapi cobaan hidup dan sabar dalam membimbing
Arini. Jika bukan karena ibunya yang terus berada disampingnya ketika ia sedang
terpuruk jatuh, mungkin akan lain lagi ending
dongeng ini.
- Hidayah Allah Lewat Tanganmu Lebih Mahal dari Unta Merah
Prasetya telah
membuka dalam-dalam kunci-kunci ke fitrahan hati seorang manusia. Wabilkusus
seorang wanita bernama Meirose, mulai dari masuknya beliau kedalam Islam,
belajar sholat, mengerti arti dan tujuan hidup di dunia, dan yang paling
penting mengenal penciptanya, Allah swt. Maka boleh jadi, biidznillah, pahala yang diperoleh Prasetya begitu besar, lebih
besar dari unta merah!
- Tidak ada Konsep Pacaran dalam Film Ini
Kita tidak
dapati bahwasanya sang penulis atau sutradara mengajarkan untuk berpacaran
dalam memulai hubungan sebelum pernikahan. Hal ini dinamakan ta’aruf dan terbukti prosesnya sangat
cepat jeda antara Prasetya pertama kali bertemu dengan Arini.
- Banyak Sisi-Sisi Dakwah yang di Munculkan
Mulai dari surat
An Nisa, proses sholat, pemaknaan hidup, konsep tauhid, dan lain-lain. Hal ini
menjadi bumbu utama nan menyejukkan dibanding film-film lain.
Sementara mungkin itu yang sempat terlintas dibentak saya. Yang pasti saya berharap agar film-film yang memberikan nuansa pencerahan kepada masyarakat terus bergelontoran. Agar kemudian salah satu jalan kita untuk berdakwah juga masuk ke dalam lingkup-lingkup masyarakat luas.
Terakhir,
ide dan pembuatan alur cerita yang begitu bagus tentu sangat dipengaruhi oleh
anugerah dari Sang Maha Pencipta, Allah swt. Cara Allah dalam menegakkan
agamanya boleh sekali sangat beragam, lewat novel tentunya. Dan kisah yang
menarik disemata-mata hanya berasal dari kecerdasan sang penulis, ada
tangan-tangan Allah yang bekerja disana, membuka kejernihan dan kelapangan
pemikiran dari sang penulis.
Malam itu, mungkin akan menjadi salah satu malam yang terkenang bagi saya, selama liburan ini. Bertemu dan berhimpunnya dengan teman-teman ini, saya jadikan sebuah bentuk kesyukuran kepada Allah yang mungkin sebagai hiburan untuk saya diliburan kali ini. Selalu saja ada nikmat dari-Nya, untuk setiap scene liburan yang saya jalani di Bekasi.
Wallahu a’lam bishawab
No comments:
Post a Comment