Ba'da subuh itu tiba-tiba saya tersadar, pekan ini adalah pekan terakhir kita di bulan syaban, dan tak lama lagi kita akan menjemput bulan ramadhan, sudah H-5 ramadhan tepatnya
Bagi mereka yang sadar akan kedatangan tamu yang mulia dan luar biasa ini, tentu tidak akan diam, santai-santai, apalagi lalai. Tamu yang benar-benar dirindukan kedatangannya, dinikmati setiap detik waktu bertamunya, dan ditangisi kepergiannya tentu bukan tamu sembarangan. Rasulullah dan para sahabat sudah mengencangkan 'ikat pinggang' mereka jauh-jauh hari sebelum ramadhan tiba. Dan satu lagi, bahkan orang yang bergembira 'saja' dengan kedatangan tamu ini Allah menjamin mereka dari api neraka!
Pertanyaannya sudah bergembira kah kita? Atau biasa-biasa saja kah? Naudzubillah.. mungkin iman kita sedang rombeng, atau lebih tepatnya iman ku yang mulai meretas, atau hati-hati kita yang dibiarkan kotor dan tertabir oleh Allah atas nikmat-nikmat ini
Ikhwatifillah,
Tentu kita faham, aktivitas yang sedang kita lakukan saat ini adalah aktivitas yang bernilai positif in sya Allah, agenda-agenda yang sedang kita jalani saat ini adalah proker-proker dakwah, atau bahkan pikirkan kita sekarang sedang terpusat bagaimana menyiapkan hal terbaik untuk UAS kita. Sehingga yang dari itu, sedikit melalaikan kita akan mengingat tamu, tamu mulia yang akan datang sebentar lagi, ramadhan
Tentu kita faham, aktivitas yang sedang kita lakukan saat ini adalah aktivitas yang bernilai positif in sya Allah, agenda-agenda yang sedang kita jalani saat ini adalah proker-proker dakwah, atau bahkan pikirkan kita sekarang sedang terpusat bagaimana menyiapkan hal terbaik untuk UAS kita. Sehingga yang dari itu, sedikit melalaikan kita akan mengingat tamu, tamu mulia yang akan datang sebentar lagi, ramadhan
Ternomor dua kannya ramadhan dengan agenda-agenda lain kita (sekalipun itu agenda positif), menurut saya, itu adalah bentuk kelalaian kita. Kita sibuk dan tenggelam tersungkur dalam menyelesaikan proker-proker kita, maka dengan tegas saya mengatakan, sekalipun proker-proker dakwah itu tidak berjalan, maka mempersiapkan diri dan ruhiyah kita untuk ramadhan itu jauh lebih penting!
Kita tidak mau menjadi orang yang merugi bukan? Atau menjadi orang yang Allah memalingkan wajah-Nya dari kita, dengan apa? Dengan menenggelamkan kesibukkan kita pada hal-hal yang tidak bermanfaat.
Maka di penghujung bulan syaban ini mari kita intropeksi, sudah adakah minimal kegembiraan kita untuk menyambut bulan ramadhan ini? Jika tidak ada, perbanyaklah istighfar, barangkali Allah akan menjernihkan kembali hati-hati kita. Mulailah pasang target-target amalan ramadhan, diskusikan dengan kelompok halaqoh antum, sampaikan kabar gembira ini kepada keluarga, mentee-mentee, teman dekat, bahkan khalayak umum dengan mengadakan tarhib. Semarakkan bulan mulia ini ikhwah, agar kiranya mereka yang belum sempat bergembira diakhir syaban ini, bisa terketuk sedikit hatinya untuk bergembira.
Dan dari sinilah, kelesuan iman itu akan merubah bentuknya menjadi energi semangat berfastabiqul khairat, etos kerja positif kita akan tersalurkan di jalur yang benar. Karena kita sadar, tentu siapa yang tahu umur kita tidak sampai di ramadhan tahun ini, umur kita tidak cukup panjang untuk menyelesaikan satu bulan full di bulan ini, atau boleh jadi ini kesempatan terakhir kita untuk bertemu dengan ramadhan, wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment