Judul Buku : Industri Minyak Bumi
Penerbit :P.T. STANVAC INDONESIA
Asal
Usul Minyak
Ilmu pengetahuan
hingga kini belum dapat memastikan dari apa, dan bagaimana minyak terbentuk.
Ada pendapat mengenai hal ini, yaitu teori biogenetic atau organic, teori
abiogenetic, dan teori duplex.
Teori yang
diterima oleh kalangan luas pada dewasa ini ialah teori pertama. Menurut teori
biogenetic atau organic ini minyak hanya terdapat didasar lau purba. Banyak
diantara laut pura tersebut yang terletak di jauh di bawah permukaan bumi.
Minyak bumi
diduga terbentuk paling sedikit 2 juta tahun yang lalu. Ada minyak yang
terbentuk 500 juta tahun yang lalu, 1.000 than yang lalu, bahkan ada sampai
yang 2.500 tahun yang lalu.
Meskipun proses
pembentukan minyak belum lagi diketahui dengan pasti, namun 2 hal telah jelas.
Pertama, bahwa reservoir minyak bukanlah danau atau telaga dibawah tanah,
melainkan berkumpulnya zat hidrokarbon air dalam batu-batuan jenis tertentu.
Kedua, bahwa reservoir tersebut hanya mungkin ada jika minyak tertahan atau
tertampung oleh suatu hal.
Jenis Industri Minyak
Kalangan industri minyak membedakan 2 macam
persediaan minyak dan gas yang dikandung oleh bumi :
1. Cadangan
terbukti (proved reserves)
2. Cadangan
total (total reserves, ultimate recoverable reserves, atau ultimate resources)
Cadangan terbukti terdiri dari minyak yang
diketahui letak dan jumlahnya di dalam tanah, tapi belum dikeluarkan.
Cadangan total ialah :
. minyak yang telah di keluarkan
. cadangan terbukti
. minyak yang menunggu dikeluarkan dengan
tata teknik produksi yang lebih maju
. minyak yang masih harus ditemukan
Probable reserves Indonesia diduga sangat
besar. Dengan kegiatan eksplorasi yang semakin bertambah. Catatan akhir tahun
1966 menunjukkan bahwa cadangan terbukti Indonesia berjumlah : 1.238 juta ton
metric. Cadangan terbukti dunia pada saat itu ialah : 52.841 juta ton metric.
Bagian dunia yang paling besar memiliki
cadangan terbukti besar ialah Timur Tengah (Kuwait, Arab Saudim Iran, Irak,
Daerah Netral, Abu Dhabi) dengan jumlah: 32.078 ton metric.
Eksplorasi
Minyak Bumi
Eksplorasi minya bumi adalah semua kegiatan
dalam rangka mencari reservoir minyak untuk penggunaan komersil.
Langkah-langkah eksplorasi :
1. Kegiatan
pendahuluan
2. Geologi
permukaan bumi (surface geologi)
3. Penjelidikan
bawah permukaan bumi (subsurface geology) berdasarkan geofisika yang meliputi
pengkuran magnetic, gravitasi, dan seismic.
4. Pemboran
percobaan (wildcat drilling)
Bagian terakhir, pemboran percobaanm
merupakan langkah yang menentukan apakah minyak yang dicari itu ada atau tidak.
Tidak cukup hanya dengan survey geologi, dan pengkuran geofisika.
Pada kegiatan pendahuluan dapat
digolongkan, misalnya pembuatan peta topografi daripada wilayah yang akan
diselidiki. Pembuatan peta topografi dapat dibatu dengan pemotretan dari udara.
Kedua, para geolog mencari diwilayah
tersebut batu-batuan endapat yang berliang renik dari jenis tertentu (reservoir
rock).
Ketiga, para geolog mencari formasi
perangkap, strukturil atau pun stratigrafik di daerah reservoir rock. Dalam
usaha ini, para geolog harus mendaki bukit dan gunung, menjelajahi
hutan-belantara, mengarungi gurun pasir, melanda rawa, menyebrangi sungai.
Untuk pengukuran gravitasi digunakan
pesawat bernama gravitymeter atau gravimeter. Gravimeter mencatat perubahan
gaya berat pada kulit bumi akibat perbedaan dalam bentuk dan kepadatan berbagai
lapisan batuan dibawah kulit bumi.
Di daerah lepas pantai, drum berisikan
bahan peledak dilemparkan keluar kapar pada jarak tertentu dan kemudian
diledakkan. Pengukuran gelombang getaran pada lekdakan tersebut dilakukan oleh
kapal lain (recording ship).
Suatu laporan baru-baru ini menyatakan
bahwa biaya pemboran sebuah sumur di daratan berkisan dari US$100.000 untuk
sumur dangkal hingga US$ 3 juta untuk sumur yang dalam. Di Indonesia Stanvac
telah mengeluarkan sekitar US$ 10.500.000 lebih untuk membiayai proyek
eksplorasi di daerah Kampar( Riau
Daratan). Dan hasilnya selama 5 tahun pengeboran di lakukan di 8 sumur,
tidak ditemukan minyak sama sekali.
Untuk membiayaan pengeboran lepas pantai
lebih dari 3x biaya di daratan. Hal ini disebabkan, oleh mahalnya instalasi bor
lepas pantai yang berharga US$ 7 juta. Diperkirakan bahwa suatu projek
eksplorasi lepas pantai memerlukan biaya US$ 15.000 sampai US$ 20.000 sehari,
atau US$ 5 juta sampai US$ 7 juta setahun.
Rasio keberhasilan pengeboran ialah 1:10
atau 1:9,yakni bahwa diantara 10 atau 9 sumur yang gagal terdapat 1 sumur yang
terhasil. Bahkan yang lebih parahnya, perbandingan keberhasilan dan kegagalan pengeboran 1 : 47 di Amerika
Serikat.
Proses
Pemboran Sumur Minyak Bumi
Ada 2 cara pemboran minyak :
1. Bertumbuk
(cable tool)
2. Berputar
(rotary)
Cara pemboran bertumbuk pada dewasa ini
sudah ditinggalkan dan rang sekarang member sumur minyak dengan cara berputar.
Sejatinya pemboran berputar mirip dengan cara tukang kayu member papan atau
balok dengan menggunakan alat bor berputar.
Pemboran sumur minyak berupa pekerjaan
berat dan rumit yang memerlukan ketegapan, keterampilan, dan pengalaman.
Pemboran sumur minya didaerah lepas pantai (offshore) dapat berhaya pula,
karena instalasi bornya dapat karam pada saat diserang ombak dan badai.
Untuk melaksanakan pemboran sumur minyak
yang terletak disuatu tempat terpencil dan dalamnya kedalaman laut 10.000 kaki,
barang-barang yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Sebuah
instalasi bor lengkap yang beratnya kira-kira 200 ton dan harganya kira-kira
US$ 300.000. setelah dipasang kerangka baja menaranya menjulang keangkasa
setinggi kira-kira 40 meter.
b. 10.000
sampai 12.000 kaki pipa bor yang beratnya 82 sampai 96 ton.
c. 25
sampai 100 pahat bor
d. 12.000
kaki pipa, casing yang beratnya kira-kira 150 ton
e. 500
sampai 1000 ton lumpur bor (drilling mud), bahan kimiawi dsb
f.
2.000 sampai 5.000 sak semen
g. 50.000
barrel air (1 barrel = kira-kira 159 liter)
h. 3.000
barrel minyak solar
Disamping itu diperlukan pula
kendaraan-kendaraan untuk mengangkut peralatan, bahan-bahan, dan pekerja.
Diperlukan pula gedung-gedung, bengkel-bengkel, garasi-garasi, dsb. Tenaga
kerja yang diperlukan dapat meliputi 125 orang yang berpengalaman termasuk 20
sampai 30 anggota regu pembor, sejumlah geolog, insinyur, tukang seperti tukang
las, montir, dst. Serta pegawai dapur untuk mengurus makanan.
Sebelum itu sering harus dibuat jalan ke
lokasi pemboran dengan menembusi hutan belantara atau melalui berbagai
rintangan lain yang memerlukan alat-alat besar seperti bulldozer dan traktor.
Bahkan dapat diperlukan perhubungan melalui udara dengan helicopter atau
pesawat terbang.
Tipe lainnya merupakan instalasi bor lepas pantai
(drilling barge) yang chas: dapat berpinda-pindah (mobile). Drilling barge ini
terbagi kedalam 3 jenis, yakni terampung (floating), di tenggelamkan
(submersible), dan dinaik-turunkan (jack up). Instalasi bor lepas pantai ini
banyak digunakan di lautan Indonesia, Jawa misalnya.
Memproduksi
Minyak Bumi
Sumber minyak (reservoir) yang ditemukan
itu harus diketahui dulu potensinya. Dengan kata lain, luas cadangan minyak
harus dibuktikan (proven) yang merupakan
faktor penentu apakah investasi modal selanjutnya kedalam fasilitas produksi
dan pengangkutan serta pengeluaran biaya lain yang berhubungan dengan itu dapat
dipertanggung-jawabkan dari kacamata komersial.
Minyak mentah naik dari dasar sumur ke
kepala sumur melalui pipa penjalur bergaris-tengah ketjil yang dipasang didalam
pipa berlapis. Dari kepala sumur minyak dialirkan – melalui pipa penjalur
(flowline) – ketangki penjalur/lapangan (flow/field tank) di
pertangkian/statsiun lapangan (field-tankage, field-station).
Dalam tahapan pertama, sumur mengalirkan
minyak dengan kekuatan sendiri karena (masih) memiliki tekanan gas alam atau
air yang cukup kuat untuk mendorong minyak naik kepermukaan bumi. Dalam tahapan
kedua, sumur sudah tidak lagi memiliki gaya dorong yang cukup besar sehingga
harus dibantu dengan tenaga pompa, tapi sumur masih menghasilkan banyak minyak.
Dalam tahapan ketiga, sumur tidak lagi menghasilkan minyak dalam jumlah yang
banyak meskipun dengan pemompaan. Dalam tahapan keempat, minyak didorong dari
luar, bukannya oleh gayadorong/tekanan yang asli daripada sumur.
Mengangkut
Minyak Bumi
Minyak umunya ditemukan di daerah-daerah
terpencil yang tidak dihuni atau sukar di datangi manusia. Seperti hutan rimba,
rawa-rawa, padang pasir, daerah perairan atau lepas pantai. Dari wilayah produksi
yang terpencil itu minyak mentah harus dialirkan ke tempat minyak untuk
dijadikan hasil-hasil produk yang berguna, seperti bensin, kerosin (minyak
tanah), minyak diesel, dan lain-lain.
Tempat minyak sering terletak ditepi pantai
(lautan atau sungai besar) agar dapat didatangi kapal-kapal tangki yang akan
mengangkut hasil-hasilnya. Jarak antara daerah produksi dan tempat pengeboran
minyak jauh sekali dan sejauh jarak itu pula minyak harus diangkut.
Bagi industri minyak bumi, pipa saluran
merupakan alat yang sangat vital. Ianya adalah alat pengangkut minyak yang
paling murah, aman, dan efisien. Pipa saluran terletak di bawah tanah, dengan
kedalaman 1 sampai 3 kaki di bawah tanah, dengan kecepatan 3-4 mil per jam.
Dari tangki-tangki lapangan (field tanks),
minyak dialirkan melalui pipa-pipa ke pusat pengumpulan minyak atau pipa
saluran induk yang akan mengalirkan minyak tersebut ke terminal (pelabuhan
minyak).
Pipa saluran induk yang berdiameter 6
sampai 48 inci (120cm) dan panjangnya itu berates-ratus kilometer. Oleh karena
itu lazimnya minyak harus di pompa untuk dapat mengalir. Maka pada jarak
tertentu dibangun statsiun-statsiun pemompaan yang bekerja sebagai pendorong
minyak.
Di Indonesia pipa saluran sebagai alat
pengangkut minyak telah lama digunakan. Misalnya, pada tahun 1925 Stanvac
memasang pipa saluran untuk mengalirkan minyak mentah ke daerah Pendopo
(pedalaman Sumatera Selatan).
Diantara pipa-pipa saluran minyak bumi
diluar engeri yang terkenal adalah TAP-line (Trans Arabian Pipeline) dan TAL
(Trans Al-pine Pipeline).
TAP-line menghubungkan pusat produksi
ARAMCO di Abqaiq (negara Arab Saudi bagian timur) dengan terminal di Sidon
(Libanon) ditepi Laut Tengah. Jarak TAP-line 1098 mil atau kurang lebih 1.740
Km, jadi kira-kira 1,7x panjanganya pulau jawa.
Trans Alpine Pipeline (TAL) menghubungkan
pelabuhan Triesta, Italia dengan kota Ingolstadt, Jerman selatan yang jaraknya
287 mil atau 455 Km. TAL berdiameter 40 inci (1 meter dan dalam melewati
pengunungan Alpen TAL harus memasuki 3 terowongan, diantaranya terowongan
Felbertauern yang panjangnya 4,5 mil (7 km lebih) dan tingginya 5.085 kaki
(1.525 meter) diatas permukaan laut. Disuatu tempat pipa TAL harus menanjak 45
derajat. Dan teman-teman tahu, biaya pemasangan TAL US$ 645.000 setiap milnya.
Kapasitasnya diatas 1 juta barrel/hari.
Pengangkutan mnyak bumi dengan kapal telah
mengalami perubahan yang luar biasa. Sebelum Perang Dunia II (1939 – 1945),
kapal tangki sudah dianggap besar jika ia mencapai ukuran 12.000 – 15.000 ton.
Pada waktu itu hanya ada satu atau dua kapal tangki yang berukuran 20.000 ton.
Istilah supertanker (kapal tanki raksasa)
baru dikenal orang sejak Perang Dunia II itu dan yang dimaksudkan, diantaranya
ialah kapal-kapal tangki berukuran 27.300 ton yang digunakan oleh perusahaan
minyak ESSO pada tahun 1949. Pada tahun 1965 kapal tangki yang terbesar ialah,
Nissho Maru. Yang ukurannya 132.500 ton dari Jepang.
Mengelolah
Minyak Bumi
Minyak yang baru saja dikeluarkan dari
dalam bumi tidak banyak gunanya. Ia masih berupa bahan baku saja seperti pohon
yang baru ditebang masih berupa bahan mentah yang kasar bagi berbagai macam
perabotan rumah tangga. Untuk dapat menjadi bermacam-macam hasil akhir yang
berguna bagi masyarakat seperti bensin, kerosin (minyak tanah), minyak solar,
dsb, minyak mentah itu harus mengalami serangkaian probin maba, ups maksudnya
proses pengolahan minyak.
Beberapa proses utama dalam pengolahan
minyak bumi adalah :
1. Penyulingan
(distillation)
2. Perengkahan
(cracking)
3. Reforming
4. Alkilasi
& Polimerisasi
5. Permunian
(treating)
6. Pencampuran
(blending)
Penyulingan
ialah cara pemisahan jenis-jenis minyak (bensin, minyak tanah, minyak bakar,
minyak lumas, dst) dengan jalan memanaskan/menguapkan minyak mentah lalu
mendinginkannya/mengembunkannya hingga cair kembali. Cara pemisahan ini
dimungkinkan karena minyak bumi bukanlah zat yang tunggal, melainkan berupa
campuran bermacam-macam jenis minyak yang masing-masing memiliki titik didih
(boiling point) yang berbeda-beda. Maka dengan memanaskan minyak bumi (hingga
600-700 derajat Fahrenheit), maka jenis-jenis minyak tersebut akan
mendidih/menguap sesuai titik didihnya masing-masing.
Perengkahan
(cracking) ialah pemecahan molekul-molekul hidrokarbon berat menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil. Proses perengkahan tidak saja meningkatkan
produksi bensin (lebih dari 2x), melainkan juga membuat bensin yang lebih baik
mutunya dibandingkan dengan bensin-bensin sulingan biasa.
Cara-cara
perengkahan molekul minyak bumi diantaranya meliputi proses :
1. Merengkah
pada suhu yang tinggi (thermak cracking)
2. Merengkah
dengan katalis (Catalytic cracking)
Dengan ikut sertanya katalits maka reaksi
perengkahan akan berlangsung pada suhu dan tekanan yang lebih rendah. Proses
perengkahan katalitik yang lebih baru ialah Fluid Catalytic Cracking. Proses
ini menggunakan katalis berbentuk bubuk yang sedemikian halusnya sehingga ia
mengalir, beredar, dan bercampur dengan uap minyak. Proses mutakhir ini dipakai
oleh Pertamina.
Reforming
adalah proses yang merubah bentuk molekul-molekul bensin sehingga menjadi lebih
tinggi mutunya. Bensin-bensin yang akan diubah ialah bensin yang berasal dari
proses penyulingan atmosferik, yang belum tinggi mutunya. Salahs atu cara
reforming yang banyak digunakan ialah memanaskan bensin sulingan kemudian mengalirkan
uap bensin melalui katalis (catalyst-filled reactor) kemenara penggolong.
Sewaktu uap bensin panas itu melewati katalis maka bentuk molekul-molekulnya
berubah dan keluarlah bensin (reformed gasoline) yang jauh lebih baik bagi
mobil-mobil zaman sekarang. Suatu nama
yang diberikan untuk instalasi reforming ialah Powerformer.
Alkilasi
dan Polimerisasi ialah prosses
katalitik yang menggabungkan molekul-molekul hydrogen ringan, jadi sebaliknya
dari perengkahan. Kedua proses hampir sama, bedanya ialah alkilasi
menggabungkan molekul-molekul dari 2 jenis, sedangkan polimerasi menggabungkan
molekul-molekul dari 1 jenis.
Pemurnian
ialah proses pembuangan kotoran-kotoran dari hasil olah (produk). Hampir semua
proses penyulingan, perengkahan, dan proses-proses pengolahan penting lainnya
mengandung kotoran-kotoran yang harus dihilangkan. Produk-produk seperti
bensin, kerosin (minyak tanah), lilin, dsb, tidak dapat diteruskan begitu saja
ke pasar. Ada kotoran yang menyebabkan suatu hasil-olah berbau tidak enak, ada
yang menimbulkan warna yang tidak bagus. Bergantung sifat hasil-olah itu
sendiri dan kotoran-kotoran yang dikandungnya maka proses pemurnian
berbeda-beda, dari sederhana hingga rumt. Beberapa proses pemurnian ialah
Copper Sweetening dan Doctor Treating yang merubah kotoran-kotoran yang
menimbulkan karat dan bau, menjadi tidak berbau. Acid treatment atau dengan
memakai selective solvents yang membuat kotoran berbentuk lumpur sambil
memperbaiki warna.
Pencampuran
merupakan operasi pengolahan utama yang ke 4 setelah pemisahan (melalui
penyulingan), conversion (perengkahan, penggabungan dan reforming) dan
pemurnian. Dalam proses ini produk-produk di campur sehingga memenuhi
syarat-syarat dan norma-norma tertentu. Dalam hal ini bensin merupakan contoh
yang paling baik, sebab bensin yang kini dibuat untuk kendaraan zaman sekarang
harus mengalami pencampuran yang seksama. Bensin-bensin untuk mobil, traktor
atau pesawat terbang, memerlukan sifat-sifat yang berlainan jika mereka hendak
mencapai hasil yang maksimal. Bensin juga dicampur agar memiliki sifat-sifat
yang dapat mengatasi keadaan cuaca dan musim, khususnya di negara-negara yang
mengenal musim-musim dingin, semi, panas, dan gugur. Bensin untuk musim dingin,
dicampur sedemikian rupa sehingga ia dapat menguap lebih cepat karena mobil
dapat distart segera meskipun cuacanya dingin. Diantara bahan-bahan yang
ditambahkan kepada bensin (additives) ialah tetraethyl lead (TEL) yang menambah
tenaga bensin dan menghalaukan ketukan (knocking) pada mesin.
Petrokimia
Peran petrokimia dalam kehidupan manusia
sehari-hari.
Di negara-negara yang sudah maju orang
dibangungkan pagi-pagi oleh beker dai plastic hasil petrokimia. Setelah turun
dari kasur karet busa sintetik (hasil petrokimia pula) ia menyikat giginya
dengan sikat gigi yang dibuat dari bahan petrokimia, baik itu gagangnya (dari
plastic) maupun buku sikatnya (dari nylon). Di kamar mandinya berbagai barang
dibuat dari bahan petrokimia (wadah, ubin dinding, sisir, sikat rambut, dll,
termasuk sandal plastiknya). Ia mengenakan pakaian nylon, Dacron, tetrex,
orlon, atau tetoron yang semuanya merupakan hasil petrokimia. Jika ia seorang
wanita maka hubungannya dengan minyak bumi lebih akrab lagi karena hampir semua
bahan-bahan kosmetik modern yang bertebaran diatas meja riasnya mengandung
petrochemicals, seperti alkoholnya parfum, obat rambut, lotion, obat pembratas bau keringat. Kira-kira 75% dari
pada zat kuku yang ia pakai terbuat dari bahan minyak bumi pula. Begitulah
petrokimia memonopoli diri kita, kehidupan kita.
Minyak
Bumi Di Dunia
Pada awal abad ke-20 ini konsumsi minyak
oleh dunia berjumlah kurang dari 0,5 juta barrel sehari atau 160 juta barrel
setahun (1 barrel = 158,99 liter).
Negara konsumen terbesar didunia ialah
Amerika Serikat. Pada awal 1969 konsumsi Amerika Serkat berjumlah 14, ¾ juta barrel/hari.
Urutan negara-negara konsumen minyak besar
ialah seperti berikut (sesudah Amerika) :
1. Uni
Soviet (5,2 juta barrel/hari)
2. Jepang
(3,3 juta barrel/hari)
3. Jerman
Barat (2,37 juta barrel/hari)
4. Inggris
(2,13 juta barrel/hari)
5. Perancis
(1,7 juta bareel/hari)
6. Kanada
(1,57 juta barrel/hari)
7. Italia
(1,56 juta barrel/hari)
Urutan perusahaan penghasil volume terbesar
minyak bumi adalah :
1. ESSO
(Standartd Oil of New Jersey)
2. Shell
3. BP
(British Petroleum)
4. Gulf
5. Texaco
6. California
Standard
7. Mobil
8. CFP
(Compagnie Francaise des Petroles)
9. Indiana
Standard
Nb
: ESSO (no.1) dan Mobil (no.7) merupakan pemegang saham P.T. Stanvac Indonesia.
No comments:
Post a Comment