Sahabat, fitrahnya kita sebagai manusia pasti memiliki banyak kekurangan, mulai dari sering melakukan kesalahan, kekhilafan, dosa, dsb. Tak dapat di pungkiri, manusia begitu lemah dan mudah untuk terjerumus kedalam hal-hal yang buruk, di karenakan manusia memiliki hafsu.
Sahabat, pada ahad pagi yang cerah ini terbesit di dalam pikiran saya untuk menuliskan dan mensharingkan sebuah kisah nyata tentang pentingnya memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain. Semoga kisah ini dapat menginspirasi di hidup kita, di keluarga, istri, suami, orang tua, dst. Kisah ini berjudul Tie A Yellow Ribbon.
" Pada tahun 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata
tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak,
Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik,
sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi
seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam- malam dalam
keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.
Suatu
malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia
mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju ke utara, ke
kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama-sama beberapa temannya dia
memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex,
gambling, drugs. Dia menikmati semuanya.
Bulan berlalu.
Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia
mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan
menggunakannya untuk menipu uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas,
dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan
menghukum dia tiga tahun penjara.
Menjelang akhir masa
penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya. Dia
rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada
istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih
mencintai isteri dan anak-anaknya.
Dia berharap dia masih
boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah
terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suratnya dengan menulis,
"Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku. Namun jika
engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau nyatakan? Jika kau masih
mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada
satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota. Apabila aku lewat
dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu
dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju
Miami. Dan aku berjanji aku tidak akan pernah lagi menganggu engkau dan
anak-anak seumur hidupku."
Akhirnya hari pelepasannya
tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari
isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau
sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya?
Dia
naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White
Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bis mendengar ceritanya, dan mereka
meminta kepada sopir bus itu, "Tolong, pas lewat White Oak, jalan
pelan- pelan...kita mesti lihat apa yang akan terjadi..."
Hatinya
berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak
berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras. Akhirnya
dia melihat pohon itu. Air mata menetas di matanya... Dia tidak melihat
sehelai pita kuning... Tidak ada sehelai pita kuning.... Tidak ada
sehelai......
Melainkan ada seratus helai pita-pita
kuning....bergantungan di pohon beringin itu...Ooh...seluruh pohon itu
dipenuhi pita kuning...!!!!!!!!!!!!
Kisah nyata ini
menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir
langsung menelpon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang
penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, "Tie a Yellow Ribbon
Around the Old Oak Tree", dan ketika album ini di-rilis pada bulan
Februari 1973, langsung menjadi hits pada bulan April 1973. "
Itulah kisah nyata tentang seorang laki-laki yang menyesal melakukan kesalah dan meminta maaf kepada istrinya. Tetapi diluar logika, dengan kesalah suami yang sudah begitu tidak bisa di tolerir, sang istri masih memberi maaf, bahkan memberi maaf 100x lipat. Tie A Yellow Ribbon . . .
Sahabat, bagaimana dengan Allah? apakah Allah akan memaafkan dan mengampuni kesalah-kesalahan kita? itu pasti jika kita bertaubat. Seorang manusia saja bisa dan dengan senang memaafkan manusia yang lain. Pastilah Allah akan bisa memaafkan kita. Bukankah Dia menyukai hambanya yang sering berbuat kesalahan lalu mereka bertaubat kepada Allah?
Sahabat, bagaimana dengan Allah? apakah Allah akan memaafkan dan mengampuni kesalah-kesalahan kita? itu pasti jika kita bertaubat. Seorang manusia saja bisa dan dengan senang memaafkan manusia yang lain. Pastilah Allah akan bisa memaafkan kita. Bukankah Dia menyukai hambanya yang sering berbuat kesalahan lalu mereka bertaubat kepada Allah?
Signature
Elmo Juanara
(www.ElmoJuanara.com)
No comments:
Post a Comment