Suatu hari di kota bernama Detroit, ada seorang anak bernama Dalvin. Dalvin kecil berumur 10 tahun dan tinggal bersama kedua orang duanya. Suatu pagi ketika hendak berangkat ke sekolah, kebetulan Dalvin melewati toko sepeda, di depan toko tersebut Dalvin mulai memelankan langkah kakinya, dan mulai memperhatikan etalase toko sepeda itu. Sebuah sepeda santai yang berwarna biru menarik pandangannya, ia bergumam "Saya ingin memilikinya". Dalvin pun bertekad untuk memiliki sepeda tersebut, tetapi apa daya, Dalvin kecil belum memiliki uang sebanyak itu untuk membeli sepeda. Tetapi dia bertekad untuk menabung seluruh uang jajannya, untuk mendapatkan sepeda itu.
Hari demi hari di lewati Dalvin dengan biasanya, tetapi setiap kali Dalvin pergi dan pulang sekolah, ia melewati toko sepeda itu, ia berhenti di depan etalase toko dan memperhatikan sepeda impiannya yang masih di dalam toko itu. Setiap Dalvin masuk ke kamarnya, ia selalu melihat gambar sepeda impiannya yang ia tempel di dinding kamarnya. dan setiap hari uang yang di beri oleh orang tuanya, ia simpan, dan sekarang uang itu sudah hampir cukup untuk membeli sepeda impiannya. Tibalah hari uang itu terkumpul, Dalvin kecil memecahkan celengannya, dengan tergesa-gesa di pungutlah uang-uang itu dan di hitungnya dengan cepat. Selesai menghitung, Dalvin pergi ke toko sepada tersebut.
Saat sampai di depan toko tersebut, tepatnya di depan etalase toko itu, sepeda impiannya sudah SOLD atau terjual. Dalvin memandang dengan tidak percaya, hasil jerih payahnya untuk membeli sepeda itu, ketika uang terkumpul, sepeda itu sudah terjual kepada orang lain. Dengan tanpa menangis tetapi dengan kekecewaan yang berat, Dalvin pulang ke rumahnya.
Saat sedang mengurung diri di kamar sambil melihat gambar sepeda impiannya, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Karena tidak ada orang, Dalvin pun keluar dan membukakan pintu. Ternyata kakeknya dari kota sebelah yang datang mengunjunginya. Kakeknya datang dengan membawa sebuah hadiah untuk Dalvin. Ternyata hadiah yang di bawakan oleh kakeknya itu adalah Sepeda Impian Dalvin. Rupanya orang yang membeli sepeda itu adalah kakeknya, dengan maksud memberikannya kepada Dalvin.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita di atas? banyak! salah satunya adalah kekuatan LOA. Kekuatan impian. Seseorang yang menginginkan sesuatu, dengan sungguh-sungguh ia berusaha mengejar impiannya, maka ia akan mendapatkannya.
Itulah LOA (Low of Attraction), itulah afirmasi. Afirmasi juga merupakan bagian dari LOA, yaitu membayangkan hal yang belum terjadi, seolah-olah hal tersebut telah terjadi. Misalkan Anda ingin memiliki motor impian, pada saat Anda membawa motor biasa, maka Anda akan berpura-pura kalau Anda sedang mengendarai motor impian Anda, sehingga lama kelamaan hal itu semakin dekat, dekat, dan akhirnya Anda berhasil mendapatkannya.
Setidaknya itulah kisah dan LOA yang di singgung dalam buku best seller The Secret. Di sana di katakan bahwa kalau otak kita ini sebagai magnet, yang akan menarik segala sesuatu yang kita inginkan, dan alam semesta yang akan memberikannya.
Itu benar! dan bukankah Allah telah mengatakan, "Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku". Hal ini erat kaitannya dengan Iman (faith), yaitu ketika kita mempunyai keyakinan yang mendalam, membayangkan keyakinan itu akan menjadi miliki kita, berusaha semaksimal mungkin dalam meraihnya, dan berdoa, maka hal yang kita inginkan (baca: impian) bukan merupakan sesuatu yang mustahil. Dan satu kata penutup yang di kutip oleh beberapa motivator, "You are what you think"
Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat :)
Elmo Juanara
081807538830
www.ElmoJuanara.com
nais story brotha
ReplyDeletecerita-cerita LOA memang hal yang asik untuk di pelajari
ReplyDelete