Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan akal berupa pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia sebagai makhluk sosial. lengkaplah sudah penjelasan satu paragraph tentang pernyataan itu. tak dapat di sangkal, manusia adalah makhluk sosial. dimana hampir setiap hal membutuhkan bantuan orang lain. kalau ada yang menyangkal, "saya bisa kok mandi sendiri?" . iya mandi memang harus sendiri. tetapi kan air itu di alirkan ke rumah kamu lewat PAM. dan siapa yang menjalankan PAM? tentu manusia. jadi sekali lagi tidak dapat disangkal manusia adalah makhluk sosial.
Permasalahannya kenapa sekarang terdapat dua golongan, Golongan Mayoritas (banyak), dan Golongan Minoritas (sedikit) ? menurut saya pengelompokkan itu terjadi atas opini orang lain yang melihat sesuatu dengan subyektif. Lantas siapa yang paling benar? siapa yang paling pantas di ikuti? yang paling pantas diikuti tuh pemimpin. hehe
Jadi begini, banyak orang yang sebenarnya mempunyai suatu konsep yang bagus, tetapi orang itu tidak mendapat dukungan dari orang lain, bahkan keluarganya pun tidak, akhirnya karena takut di judge sinting/gila, orang itu kembali ke konsep umum (baca:mayoritas). Jadi banyak orang yang senengnya ikut-ikutan orang banyak, supaya dia ga di bilang kuno. maka pantaslah Aa Gym mengatakan, "generasi bebek", yang suka mengikut melulu. Akhirnya mereka sendirilah yang menjudge bahwa orang-orang minoritas adalah orang gagal, ketinggalan jaman, dll.
Padahal bertumpuk-tumpuk fakta membuktikan bahwa Kaum Minoritas itu lebih unggul. mau tau? coba baca nih .
Pertama, Anda kenal Steve Jobs? seorang pendiri Apple corp. dia di juluki sebagai Creator of Trend (penciptra trend). dia adalah seorang yang tidak suka ikut-ikutan, tetapi dia lebih memilih menyendiri, menenangkan pikirannya, dan menemukan hal baru. di akhir hayatnya, seseorang mengatakan seperti ini. "RIP Steve Jobs, the man who didn't follow the trend, but he created."
Lalu, adalah Ashabul Kahfi, beberapa pemuda yang mengasingkan dirinya dari negaranya, di karenakan negaranya sudah tidak kondusif lagi, mereka mengasingkan dirinya (baca:meminoritaskan) demi kebenaran. alhasil mereka mendapat keajaiban tertidur selama ribuan tahun di dalam gua.
Setelah melihat beberapa fakta diatas, lalu kenapa takut jadi kaum minoritas? akut terkucilkan? sedikit yang "support"? sekali lagi nih.
bukankah orang sukses lebih sedikit di bandingkan orang biasa?
bukankah sebagian kecil orang dapat menguasai sebagian besar dunia?
bukankah agama Islam di mulai dengan keterasingan(baca:minoritas) ? tetapi pada waktu itu bisa sampai jaya-jayanya?
bukankah Brian McFadden merupakan murid culun(baca:minoritas) di SD nya? tetapi beberapa tahun yang lalu sempat menjadi Pop Star
dan bukankah Youtube di mulai dari garasi ?
Ketahuilah, kebanyakan orang berhasil karena dari keterasingannya itu. so, Jangan Takut Jadi Kaum Minoritas! (baca: pemenang)
No comments:
Post a Comment